Reruntuhan Candi Gurah (Soekmono, 1969) |
Candi Gurah?? Taukah anda lokasi Candi ini??
Mayoritas penduduk Kediri bahkan warga Kecamatan Gurah pasti tidak mengetahui. Saat di tanya hal tersebut, alih-alih mereka menunjuk Candi Sumber Cangkring maupun Candi Tondowongso yang penemuannya menggegerkan Indonesia pada tahun 2007 lalu.
Mayoritas penduduk Kediri bahkan warga Kecamatan Gurah pasti tidak mengetahui. Saat di tanya hal tersebut, alih-alih mereka menunjuk Candi Sumber Cangkring maupun Candi Tondowongso yang penemuannya menggegerkan Indonesia pada tahun 2007 lalu.
Jika pada tahun 2007 lalu tidak ditemukannya Situs
Tondowongso, maka kemungkinanan besar nama Candi Gurah tidak akan di ingat
lagi, bahkan terlupakan begitu saja. Penelitian dimasa silam yang menyimpan
bukti kejayaan Kerajaan Kadhiri dan tema Nasioanal yang terancam terlupakan,
terkubur dalam tumpukan laporan yang tiada guna lagi.
Pada tahun 1957 di dusun Sentul, Desa Tiru Lor,
Kecamatan Gurah pernah ditemukan sejumlah arca dan struktur bangunan di areal
lahan milik Pak Said. Lalu apa hubungannya dengan penemuan Situs Tondowongso? Ternyata
lokasinya hanya berjarak 200 m lurus arah selatan Candi Tondowongso yang ditemukan
tahun 2007 lalu. Bahkan menurut Tim Peneliti Balai Arkeologi Yogyakarta ada
indikasi kuat bahwa antara Candi Tondowongso dan Candi Gurah adalah satu
Kompleks percandian yang luas.
Hasil penelitian Bapak Soekmono (1958-1959) di Dusun
Sentul tersebut terdapat sebuah candi induk dan tiga buah candi perwara yang
terletak di depannya. Serta arca-arca yang di temukan dalam bilik candi
perwara. Arca-arca tersebut adalah
Brahma, Candra, Surya, Nandi dan Yoni (Ekawati, L. 2008: 37).
Temuan arca dari Candi Gurah maupun Candi
Tondowongso mempunyai persamaan, yaitu arca Brahma, Candra, Surya, Nandi, dan
Yoni. Cara penempatan arca-arca di kedua candi dapat dikatakan sama, meskipun
bangunan tempat arca Candra, Surya dan Nandi dari Tondowongso belum jelas
bentuknya.
Hasil penelitian Bapak Soekmono (1958-1959) ukuran Candi
Induk Candi Gurah adalah 9,50 x 9,50 m2. Sedangkan Candi induk Candi
Tondowongso hanya berukuran 8 x 8 m2. Dari perbandingan tersebut terlihat
bahwa Candi Gurah lebih besar dari pada Candi Tondowongso.
Bapak Soekmono (1969) menduga bahwa Candi Gurah yang
berada satu kompleks dengan Candi Tondowongso merupakan bangunan yang memiliki
gaya khas (Kadiri stile) yang merupakan gaya peralihan antara banguanan candi
gaya Jawa Tengahan dan gaya Jawa Timuran (tema nasional). Oleh karenanya,
penelitian total terhadap Candi Tondowongso sangat penting untuk di lakukan.
Karena selama ini belum ada wujud nyata bentuk bangunan gaya peralihan
tersebut. Selain itu Candi Tondowongso merupakan aset wisata pendidikan sejarah
yang sangat besar dimiliki Kabupaten Kediri. Sebelum mengalami kerusakan lebih
parah, harus dilakukan penyelamatan dan pengelolaan yang professional terhadap
asset besar tersebut.
Ekawati,
L. 2008. Arca-Arca Dari Candi Tondowongso Dan Candi Gurah, Kediri. Berkala
Arkeologi. Tahun XXVIII No. 2: 43-54. Yogyakarta: Balai Arkeologi Yogyakarta