Leendert Albert van de Ven Renardel de Lavalette
“Penemuan Kembali Watu Gajah”
Leendert
Albert van de Ven Renardel de Lavalette (1872 - 1946) merupakan salah satu
keluarga besar “Lavalette”. Keluarga
besar Lavalette memang cukup terkenal di Jawa Timur, bahkan nama keluarga ini
diabadikan sebagai nama sebuah Ruah Sakit di Kota Malang, yaitu RS. Lavalette.
Pendiri rumah sakit tersebut adalah Gerrit Christiaan Renardel de Lavalette,
ialah saudara kakek dari Leendert Albert van de Ven Renardel de Lavalette.
Leendert
Albert van de Ven Renardel de Lavalette lahir di Probolinggo pada tanggal 17
September 1872. Dia pernah kuliah di Universitas Wageningen jurusan Pertanian
sekitar tahun 1891 – 1894. kemudian diapun kembali ke Hindia – Belenda untuk
mendapatkan pengalaman kerjanya. Pada tahun 1909 ia berhasil menjadi Anggota v
/ d-Regional Dewan Rembang pada tahun 1909. Kemudian pindah menjadi kepala
Kehutanan di wilayah Pare, Kediri.
Leendert
Albert van de Ven menikah dengan wanita pribumi Jawa, bernama Millah dan
dikaruniai tiga anak, yaitu Anna van de
Ven Renardel de Lavalette (1900-1975),
Margot van de Ven Renardel de Lavalette (1901-1974) makamnya ada di Makam Sukun
Kota Malang, dan Jan van de Ven Renardel de Lavalette (1902-1966).
Saat
Leendert Albert van de Ven Renardel de Lavalette menjadi kepala kehutanan di
Pare, ia memiliki pengalaman unik. Suatu hari sambil mengendarai bendy, ia
melakukan survei ke hutan di wilayah Pare, tepatnya kini masuk Desa Gadungan, Kec. Puncu.
Di salah satu jalan setapak di hutan, bendy yang dinaikinya menabrak bongkahan
batu hingga rusak. ia pun kesal, karena sering saat melawati daerah tersebut
selalu terganggu dengan bongkahan batu batu yang disebut "watu sandungan" itu. Iapun kemudian menyuruh para kuli
untuk menggali batu tersebut untuk di enyahkan dari tengah jalan.
Setelah para
kuli menggali batu ditengah jalan di hutan pare tersebut, Leendert Albert van
de Ven Renardel de Lavalette kaget dengan penampakan batu tersebut secara lebih
jelas. Bongkahan batu yang tertanam di tengah jalan tersebut ternyata berukir
layaknya arca. Ukiran batu tersebut menggambarkan seekor gajah dengan anak nya.
Oleh karena hal tersebut dirasa unik, maka ia memerintahkan untuk memindahkan
batu tersebut di pinggir jalan. Dan memberinya tempat khusus di hutan tersebut.
Kini batu temuan Leendert Albert van de Ven Renardel de Lavalette tersebut
dikenal masyarakat dengan nama Watu Gajah, di Dusun Sumberbage (Sumber Bahagia) Desa Gadungan, Kec. Puncu, Kab.
Kediri.
Pada tanggal 21 Februari 1926, Organisasi N.I.N.H.V. (Ned.Ind. Nat.Hist.Ver.) mengadakan kunjungan ke Kediri. Mereka disambut baik oleh Leendert Albert van de Ven Renardel de Lavalette. Ia pun menjadi pemandu untuk berkeliling daerah pare. Terutama berkunjung ke temuan Batu Gajah di tengah hutan Pare, serta berfoto bersama di bawah pohon beringin raksasa, yang hingga kini pohon tersebut masih kokoh berdiri di Desa Gadungan, Kec. Puncu, Kab. Kediri.
Pada tahun 1926 – 1938 kariernya berada di daerah Blitar, Dep. Walikota Blitar tahun 1930, Dewan Kota Anggota 1926-1938 Blitar, Blitar kota anggota dewan 1936-1938. Hingga ajal menjemputnya di tahanan Jepang sekitar tahun 1946. Ia ditahan di tahanan Tlogo, Blitar dan juga Karangtengah Kota Blitar. Tidak diketahui di mana makamnya berada, setelah wafat dalam tahanan Jepang.
http://javapost.nl/2015/10/09/de-stenen-olifant-van-paree/
http://media-kitlv.nl/all-media/indeling/detail/form/advanced/start/26?q_searchfield=pare
Tidak ada komentar:
Posting Komentar